30 Nov 2012




Menyiapkan generasi siap kerja

SMK sudah sejak lama merupakan sekolah yang identik dengan pencetak para orang-orang yang handal didunia kerja. namun juga identik sebagai pusat sekolahnya arek mbetik (anak nakal) dan orang yang tak mampu (maaf). mengapa saya bisa katakan seperti itu, karena yang sudah saya tahu dimasyarakat ialah paradigma bagaimana sebuah SMK dianggap sebagai pilihan terakhir. yang kata biasanya muncul ialah "yang penting sekolah" .


Itu menandakan bahwa pesimisme terhadap SMK tetap selalu ada. dan menjadi pusat anak nakal karena kebanyakan yang menjadi pusat anak nakal bukan SMK Negeri tetapi Swasta, walaupun tidak kesemuanya seperti itu karena ada faktor lain seperti lingkungan, teman, keluarga dsb. tetapi kebanyakan ialah seperti itu. saya sering baca di news ticker tv, bahwa pemerintah akan meningkatkan jumlah SMK diprovinsi atau kota-kota. tak pelakpun perkataan seperti itu santapan mantap para elit politik terutama oposisi untuk menunjukkan kegagalan pemerintah membuat lapangan kerja yang layak bagi semua. tak berhenti disitu, masih dalam lingkup paradigma.

Kebanyakan orang tua yang dulunya lulusan SMA, tidak tahu SMK itu seperti apa. mereka hanya tahu bahwa SMK itu praktik terus menerus pembelajarannya (gak remek a awak) dan tak ada pelajaran teorinya seperti matematika, agama, IPA, Bahasa dsb. dan paradigma itupun menurun pada anak yaitu setelah SMP lanjutkan ke SMA.

Geser ke halaman selanjutnya

foxest.blogspot.com
  • Digg
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Google
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • TwitThis

Artikel Terkait:




0 komentar:

Silahkan berikan saran anda terhadap artikel yang anda baca dengan cara berkomentar yang baik dan benar.Ingat!!! Saran anda sangat berarti untuk kemajuan blog saya.

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar


 

Uliah Dukung Rian Menjadi Blogger Yang Bahagia